Jumat, 26 Juni 2015
DIABETES, Obat Kimia Vs Herbal
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis dengan komplikasi yang mematikan. Perubahan gaya hidup diduga pemicu utama serangan penyakit degeneratif ini. Saat ini Indonesia menempati urutan ke 4 terbesar di dunia sebagai peyandang DM, diperkirakan setidaknya ada 10 juta penduduk Indonesia yang menderita diabetes saat ini.
Pada penderita diabetes, umumnya dokter akan memberikan obat penurun glukosa darah seperti glibenklamid dan metformin bagi orang dengan diabetes. Meski sebenarnya obat tersebut bukannya menutrisi, namun malah memaksa pankreas yang sedang rusak untuk terus memproduksi insulin.
Dalam beberapa kasus pasien juga akan diberi injeksi insulin. Padahal suntikan insulin akan membuat penderita diabetes mengalami ketergantungan dan akan menurunkan kadar gula darah setiap waktu. Penurunan kadar gula darah ini akan membuat tubuh menjadi berkeringat, pernafasan cepat dan mual. Apabila tingkat penurunan kadar gula ini sampai substansial maka pasien diabetes akan jatuh pingsan. Pemakaian insulin buatan juga akan membuat dari fungsi otak akan berjalan dengan lambat.
Untuk kasus degeneratif seperti diabetes ini, semua obat farmasi sifatnya hanya mengurangi gejala (simtomatik) sedang penyebab utamanya tidak diberantas. Sedangkan obat herbal justru mengatasi masalah dari sumbernya, yakni ‘memperbaiki’ pankreasnya. Semestinya, sel-sel pankreas yang mengalami kerusakan diberi nutrisi agar bisa kembali pulih. Logikanya, pankreas penderita diabetes bermasalah hingga tidak dapat menghasilkan insulin (hormon pengatur gula darah) atau insulinnya tidak mencukupi. Protein, dalam hal ini asam amino yang spesifik, yakni arginin, harus diperbanyak konsumsinya. Itu ada di bahan herbal seperti: jintan hitam, kayu manis, kacang panjang, pare, dsb.
Hasilnya?
Penderita diabetes yang mau memperbaiki pola makan dan memilih menggunakan herbal dengan komposisi yang tepat biasanya akan sembuh dari penyakitnya bahkan tidak perlu lagi minum herbal setelah gula darah normal dan stabil dalam jangka waktu tertentu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar